NEWCASTLE, 12 Februari 2009
“Nesha..
Nesha… Bangun sayang, Nesha” Suara Mom timbul tenggelam, aku menggerakkan
jemariku
“Oh, lihatlah,
jemari Nesha bergerak!”, Suara Dad serak, sepertinya dia tidak tidur selama
beberapa hari.
Aku mencoba
membuka mata, tapi berat… pusing, “Vanesha... ayolah nak..!” Suara Mom terdengar
putus asa, lalu ia terisak dan sesekali mengucap nama Dad.Setelah mencoba
beberapa kali akhirnya aku bisa melihatnya.. aku sudah dikamarku, di Newcastle.
Mom tertunduk lunglai dikananku. Dad bersandar dikursi menutup mata, tapi aku
yakin dia tidak tidur, “Mom… “ aku mengelus rambutnya.
Mom tengadah,
menatapku. Air matanya menetes, “sungguh Stephan… aku tidak bisa menghilangkan
bayangan jika Nesha kita sudah sadar!”, lalu Mom tertunduk lagi.
“Tidak Jenice,
itu bukan sekedar bayangan!”, Dad menatapku, “Kau sudah lelah tidur nak?”, lalu
Dad terkekeh
Aku tersenyum
lunglai, “mungkin”
“Oh… Nesha.
Anakku, sayangku.. kau sudah sadar nak? Kau pingsan sudah lebihd dari 42 jam,
apa yangn terjadi? Setelah menemukanmu terkulai di pantai kami langsung
membawamu kembali ke Newcastle. Ceritakan.... aku janji tak akan memarahimu
Nesh!” Mom mengangkat kedua jarinya.
“Apa itu Zenit
Mom?”, dengan susah payah aku bicara, lambungku serasa terkoyak. Dad melarangku
tapi aku terus bicara, “Apa Mom? Apa artinya?”
“Apa? Zenit?”, Mom mengerjap – ngerjap lucu.
“Jawab Mom!”
“Titik puncak
imajinasi dilangit, diatas bumi tegak lurus terhadap cakrawala!”, jawab Mom
persis anak SD menjawab pertnyaan dari guru, runtut, takut meninggalkan satu
kata saja.
Aku melirik
tangan kiriku, aku sedikit kaget, kotak kecil hijau itu masih kugenggam. Dad
memintanya dariku, lalu membukanya. Didalamnya adalah sapu tangan transparan
dengan sulaman warna emas, Dad membaca sulaman itu ‘AZREL SAYANG KALIAN’
Mom dan Dad
menatapku, “Azrel?”
“Mom, entah
hukum apa yang menjadikan imajinasi itu nyata, dia menemuiku lalu membawaku ke
Zenitmu yang sesunguhnya!”
“Oh Nesh,
maafkan Mom!!” Mom beringsut kelenganku, membenamkan wajahnya kedekat wajahku.
Dad memeluk
kami, “Mom dan Dad menyayangi kalian!”
“Kami juga
sayang Mom dan Dad!” Kali ini Suara Azrel yang menjawab, menyamai suaraku.
Ngawi, 24 Mei 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungannya :) semoga dengan membaca blog saya, teman teman mendapatkan sesuatu yang baik. Silahkan tinggalkan komentar :)