Assalamualaikuum

Welcome! Selamat Datang! Sugeng Rawuh!

disini aku bercerita, bercita dan bercinta bersama kata.

tak ada yang perlu kusembunyikan dan kututupi dari dunia, aku percaya saat aku bercerita hal besar padanya, dunia akan menceritakan hal dahsyat padaku.

cita citaku sepenuhnya ada padanya, kata. aku percaya melebihi apapun, kami akan selalu bersama.

aku tak percaya cinta pada pandangan pertama, tapi aku percaya cinta pada kenyamanan pertama. tak ada yang lebih membuatku nyaman kecuali kata.

Rabu, 09 Mei 2012

a piece of dandelione



Namanya Dandelion.


Dia dicintai makhluk Tuhan lainnya, diperebutkan untuk dimiliki. Dandelion memilih sendiri cerita hidupnya walau tak diminatinya. dia yang rapuh selalu egois tak ingin berbagi dengan siapapun.  Menyimpan kecantikannya untuk dirinya dan Tuhan saja.

Dandelion benci pada hal lemah didunia ini, semacam angin sepoi yang mampu membunuhnya dalam sekali hentak dan lenyap! Dandelion tak bertahan untuk disakiti. Dia hanya berpesan “Cinta itu sederhama saja… berdamailah dengan dirimu, berkomitmen untuk bertahan. Memegangi jemarinya dengan lembut tapi membiarkannya pergi saat dia tak mampu menerimamu lagi”

Dandelion mengalah untuk hilang , dia berdamai dengan keindahan dunia yang tak akan lagi sudi diikmatinya. 
Seperti kata pujangga terkenal yang mengemis. Dengan berderai air mata dia mulai berkata…  aku sudah bernyanyi didepanmu, tapi kau tak juga menari. Aku sudah menangis dihadapanmu, tapi kau tak juga mengerti. Haruskah aku mengangis sambil menari?

Dandelione memilih egois walau dia benci, terrsingkir karena keindahannya sendiri
Dandelione diam, akhirnya dia paham… untuk apa dia disiptakan.

Sam-bISH!!


Aku mencintaimu,  untuk segera merangkak kembali naik
Lupakan segala riak riak sakit yang jahanam
Mari beryukur dengan semua janjiNya
Memilah suci yang berserak hampir tak terlihat

Aku-Sakit-Jiwa