Sorot lampu mobil terpantul di tembol keramik rumahnya,
dia segera berdiri sambil menenteng tas ransel. Tersemat bahagia dihatinya.
Mereka siap pergi. Saat itu sekitar jam 6 sore, dan hujan gerimis. Sebenarnya
ada sedikit kegalauan yang tersimpan.
Lalu pembicaraan itu
dimulai
“Kenapa jemput aku jam
segini?”
“Ada urusan!”
Tapi pembicaraan itu
selesai.
Si gadis memainkan
gantungan HP miliknya, warna perak, motifnya seorang anak kecil perempuan lucu.
Suara yang ditimbulkan gemrincing. Lalu matanya tertuju pada dash board mobil,
ada HP lai tergelatak dengan gantungan mirip dengan miliknya, hanya saja
motifnya adalah anak laki laki yang terlihat sangat bersahabat. Lalu si gadis
menatap lelaki disebelahnya. Diam
Hari mulai gelap, Dan
laju mobil terasa dipercepat. Mereka melewati jalur tengkorak, tak ada
penerangan kecuali mereka sendiri, kanan kiri hanya hutan. Hujan pun makin
deras. Suaranya sakit saa jatuh diatap moib dan kaca depan.
Gadis itu merasakan getar kegelisahan dari lelaki yang
duduk disebelahnya. Harusnya ungkapkan saja, dan mereka akan saling menenagkan.
Tapi mereka tidak. Obrolan kecilpun hilang seketika, tak ada tawa renyah dan
guyonan garing.
Seperti dalam sinema 3D.
serba gelap, perasaan takut, di dalam sebuah troli yang dipacu cepat, dan bisa
saja tiba tiba menubruk, rem blong atau masuk jurang. Gadis itu tak berkedip. Irama
music lembut yang teralun benar benar tak mampu menenagkan, hanya irama hujan
dan petir, juga kilatan yang dahsyat.
Jarak pandang
sangat tak jauh, tak mengerti apakah rute depan itu lurus, berliku atau malah
jalan buntu, cacat sudah. Hanya insting yang mereka andalkan, hanya bisa
melihat marka putus putus yang terkena sorot lampu mobil. Lelaki itu tetap kaku
dibalik setir. “Seperti itu kah dirimu sebenarnya? Dingin, seperti AC disebelah
kiriku?” tanya gadis itu daalm hati
***
Mereka masuk kota, sudah
ada beberapa mobil lain, dan beberapa rumah. Mereka mulai bernafas lega
mungkin, dan pembicaraan dimulai lagi
“Kita segera sampai”,
ucap si Lelaki, gadis pun mengangguk. “Kamu kenapa? Takut?” gadis itu diam dan
akhirnya mengangguk. Si lelaki mengelus
kepala si Gadis, lalu obrolan ala anak SMA pun dimulai lagi, berbincang dari
hati ke hati, juga sedikit rasa canggung
***
Pemandangan dari luar
adalah, dua remaja yang duduk bersebelahan didalm mobil yang berhenti di lampu
merah. Hujan menemani, dan alunan music yang begitu lembut. Lalu satu diantara
mereka tertunduk,. yang lain mendekatkan wajahnya. Lalu terlihat jelas dari
luar saat gadis itu terkaget merasa ada kecupan dipipi kanannya.
Lalu mereka bertatapan,
gadis itu meminta penjelasan lewat tatapan matanya, namun hanya senyum manis
yang iya dapatkan. Dan mobil itu kembali melaju, pelan.
Gadis itu tak berani menampakan wajahnya, dia memiringkan sedikit duduknya.. menatap spion mobil..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungannya :) semoga dengan membaca blog saya, teman teman mendapatkan sesuatu yang baik. Silahkan tinggalkan komentar :)