Assalamualaikuum

Welcome! Selamat Datang! Sugeng Rawuh!

disini aku bercerita, bercita dan bercinta bersama kata.

tak ada yang perlu kusembunyikan dan kututupi dari dunia, aku percaya saat aku bercerita hal besar padanya, dunia akan menceritakan hal dahsyat padaku.

cita citaku sepenuhnya ada padanya, kata. aku percaya melebihi apapun, kami akan selalu bersama.

aku tak percaya cinta pada pandangan pertama, tapi aku percaya cinta pada kenyamanan pertama. tak ada yang lebih membuatku nyaman kecuali kata.

Minggu, 11 Oktober 2015

Berjudi.



Kami semua sedang berjudi, mempertaruhkan dan mengupayakan segalam macam yang kami miliki,  demi mendapatkan keuntungan atau... keberuntungan. Waktu, pikiran, tenaga, juga harta orang tua kami. Kami adalah... mahasiswa.

Baru saja hal ini mengusik pikiranku, aku yang seorang mahasiswa. Hingga di titik ini, aku sudah menghabiskan 16 tahun hidupku untuk mengenyam pendidikan. Mulai dari TK yang peralatan sekolahnya adalah gunting, krayon, plastisin atau balok – balok kayu, hingga detik ini, aku menjadi seorang mahasiswa.
Apa sukanya? Apa dukanya?

Jelas banyak sekali kebahagiaan yang kudapatkan, menjadi seorang mahasiswa yang diajar oleh mahaguru yang kami sebut dosen. Hm... tidak semua masyarakat Indonesia merasakannya loh, sekitarku masih banyak yang cukup puas dengan ijazah SMA. Lalu dukanya? Hm... jelas juga banyak. Dengan segala keterbatasan sebagai anak kos, kami para mahasiswa harus bisa survive. Bagaimanapun bentuk dan caranya. 

Ini tahun ketujuh aku menjadi anak kos. 

Hai kalian orang – orang yang tidak pernah merasakan menjadi anak kos, baca tulisan ini, walau kalian tetap tidak akan mampu merasakan atmosfer kos – kosan, paling tidak... kalian mengetahui permukaan kehidupan kami. 

Rumah kos adalah sebuah bangunan yang disewakan untuk tempat tinggal, dimana dalam satu rumah kos terdapat beberapa kamar, belasan, bahkan puluhan. Akan ada berbagai mahasiswa disana, dari tempat yang bahkan kami tak pernah bisa bayangkan bentuknya, usia yang berbagai macam, sifat dan sikap yang beragam, dan tentu saja dari program studi yang bervariasi. 

Satu, dua, tiga, empat, atau bahkan lima bulan. Semua mencoba beradaptasi, dengan sistem kos, kehidupan serba ‘mandiri’ dari segala macam sudut pandang, lalu mengenal sekitar. Kemudian mau tidak mau, kami menjadi makhluk sosial secara nyata. 

Akan ada waktu, kami datang ke kamar sebelah dengan muka bantal dan bilang “airku habis, boleh numpang boker?”, atau pulang kuliah panas – panas pengen cepetan leyeh – leyeh di kamar, eh pintu diketuk, dan tetangga muncul “anterin ke kampus plis, motor gue macet”. Bisa jadi sudah begadang semaleman ngebut paper eh pagi – pagi udah berisik banget suara tetangga kos nyalain musik. Saling pinjem baju, alat make – up, sepatu, tas, hair dryer, atau apalah apalah, semua serba tidak terduga. 

Mereka juga, yang jadi sasaran curhat ketika memang tak ada yang bisa kita andalkan, mereka yang kita titipin makan tiap males masak, mereka yang ngerokin tiap masuk angin, mereka yang pukpuk tiap kita patah hati, mereka yang ngupas mangga tapi kita yang abisin semua buahnya, mereka yang kesiangan bareng buat sahur, mereka yang paling rumpi pas pacar kita ngapel, mereka yang kita utangin kalau pulsa abis padahal ATM error. 

Di kos ini, sudah hampir 4 tahun. Penghuni lain datang dan pergi. aku tetep stay disini. Banyak yang gak betah dan pindah, ada yang lulus dan kawin aja.

Now. Seperti yang aku bilang sejak awal, kita semua sedang main judi, mempertaruhkan banyak hal. Aku, aku juga sedang berjudi. Aku ada di kos ini, sabar nunggu revisian skripsi dari dosen, sambil dijadiin tempat curhat mbak – mbak koas, sambil ngupas salak tapi dimakan mbak kos, yang njemur baju pagi hari didepan kamar, yang ngliatin sebelah kamarku pindahan. Aku sedang berjudi, aku menunggu giliranku, aku menunggu giliranku untuk entah melakukan apa. Kalaupun nanti aku juga harus pergi dari kos ini (dan memang itu adalah faktanya) aku akan kembali berjudi ditempat lain. Cari kerja, cari suami, cari duit, cari rumah, semua itu lewat proses perjudian yang begitu panjang. Bukan perjudian kotor yang hanya memasang uang dan melempar kartu. Sungguh perjudian ini jauh lebih menegangkan dan lebih membutuhkan banyak modal, haha, semoga aku segera menang berjudi. Aamiin.

Kos, 2119150815

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungannya :) semoga dengan membaca blog saya, teman teman mendapatkan sesuatu yang baik. Silahkan tinggalkan komentar :)