Aku
mengalihkan pandanganku, ada anak ayam yang kehilangan induknya, kasian sekali
ayam itu. Pasti dia sedang kebingungan dan ketakutan. Dia berjalan sendiri
sambil terus berteriak, mungkin teriakan itu bermakna meminta tolong, atau bisa
jadi lapar.
Ayam
kecil itu masuk dapur Ibu, ibu mengusirnya, dia masuk lagi, ibu mengusirnya
lagi, ayam itu tak lelah masuk dapur, mungkin dia menemukan sesuatu yang
menarik disana, dan ibu juga terus mengusirnya.
Aku
diam terus menatapnya, apa kau juga ingin mengajariku sesuatu ayam kecil?
Agaknya
ayam itu juga mengajariku sesuatu, tentang kegigihan, walau dia sendiri, tanpa
induknya. Dia berkali kali tak menggubris ibuku yang mengusirnya keluar dapur.
Sampai akhirnya Ibuku membiarkan kan ayam kecil itu masuk dan memberinya
sekepal beras.
Akupun
akan menjadi ayam itu, gigih dan tak mendengarkan kata orang lain, aku hanya
akan mengganggap aku tak
mengerti bahasa mereka. Dan menutup mata agar tak melihat ekspresinya. Sampai akhirnya mereka lelah dan mengalah,
aku akan merelakan diriku menang karena kegigihan dan usahaku.
Ngawi, 28 Juni 2011
Dengan misi : membebaskan diri dari
jerat pikir yang jenuh