Assalamualaikuum

Welcome! Selamat Datang! Sugeng Rawuh!

disini aku bercerita, bercita dan bercinta bersama kata.

tak ada yang perlu kusembunyikan dan kututupi dari dunia, aku percaya saat aku bercerita hal besar padanya, dunia akan menceritakan hal dahsyat padaku.

cita citaku sepenuhnya ada padanya, kata. aku percaya melebihi apapun, kami akan selalu bersama.

aku tak percaya cinta pada pandangan pertama, tapi aku percaya cinta pada kenyamanan pertama. tak ada yang lebih membuatku nyaman kecuali kata.

Jumat, 08 Februari 2013

Dongeng Malam Ini


Aku punya sebuah dongeng panjang untukmu. Bersabarlah untuk membacanya, karena ini hanya untukmu J

Pagi itu aku terbangun dari sebuah tidur malam yang tak nyenyek, tergopoh ke kamar mandi dan membasuh wajah sambil bertanya ‘mimpi apakah itu’. Aku hanya mengingat seorang ibu menangis tersedu, punggungnya bergetar hebat, dan dengan suara terganggu isakan dia memintaku menjaga putranya. Aku sangat ketakutan karena aku tak tahu apa – apa, bahkan aku merasa tak mengenal ibu itu. Aku hanya ingat wajahnya, dia perempuan hangat yang terlihat lebih tua beberapa tahun dari ibuku, namun wajahnya letih.


Aku tak tahu harus bertanya pada siapa, tapi kurasa putra ibu itu adalah kau J
dan kebetulan sekali cinta ‘rasa baru’ itu menggantung dihati kita, dan mungkin karena itu pula kau mau mendengar nasihatku walau semua terlihat tidak mudah. Aku ingin kau berubah, barang sedikiiit saja. Bukan demi aku atau cinta cintaan diantara kita, bukan. Tapi… demi dirimu, dan ibu itu.

Kau boleh tak percaya, cerita diantara kita adalah sebuah de javu luar biasa bagiku.

Aku memimpikan beberapa teman masa lalumu, dan aku bisa melihat bagaimana gadis - gadis yang kau sukai walau aku secara nyata tak pernah benar – benar melihat mereka.

Dan sebuah mimpi dengan makna ‘saat perempuan ketiga yang tak perlu tahu sesuatu yang tak seharusnya dia lihat menangkap basah kita. Aku harus bergegas pergi, menjauh… mengabaikan segala macam perasaan dan pemikiran’. Dan, hari ini… perempuan ketiga itu melihat kita. Awalnya aku mau menghilang saja tiap terjadi hal yang sama, tapi aku tidak mungkin. Aku seorang manusia normal.

Mungkin kah kau percaya, tadi pagi. Aku memimpikanmu saat aku terlelap disampingmu. Kau boleh berbangga, ternyata alam bawah sadarku mengakuimu!

Isi mimpiku adalah… aku sibuk mencari ponselku di kasurmu, tapi bukan milikku yang tertangkap tanganku. Itu milikmu. Detik itu juga aku ingin membuka pesanmu. Padahal sebelumnya sama sekali.. aku tak pernah menyentuh ranah private milikmu itu tanpa sepengetahuanmu, dalam mimpi dan nyataku. Aku tak perduli dengan semua pesan masuk, entah mengapa aku hanya ingin melihat pesan  terkirim. Aku membukanya secara random, dan aku membacanya! Aku tak memperhatikan semua nama penerima. Mataku hanya terfokus pada isi pesanmu.

Lalu aku tertarik pada beberapa pesan berturut – turut darimu. Kau memulai pesanmu itu persis dengan cara kau memulai pesanmu padaku, kau mengucapkan kata - kata manis persis yang kau katakan padaku, kau berpamitan padanya seperti kepadaku, kau mengirimkan segala hal yang kusukai dari pesanmu padanyadan. Kau.. kau juga memanggilnya sayang, seperti kau biasa memanggilku. Dan.. kau juga mengatakan kau sayang padanya.

Lalu aku cepat – cepat terbangun, aku melihatmu masih dengan posisi yang sama. Kau terlelap tenang dengan wajah miring kepadaku, deru kipas bahkan tak mengganggumu sama sekali. Kau menekuk kedua kakimu menahan dingin, itu membuatku menyadari bahwa selimutmu hanya membelit badanku. Kau tahu, aku sangat menikmati pemandangan kala itu: sorot sinar matahari biru menimpa wajahmu yang begitu dekan dan lekat. Dalam remang aku melihat dengan jelas tiap lekuk wajahmu, meneliti bulu matamu, mengamati wajahmu yang oval menampakkan tirusnya pipimu dan bibir mu yang penuh dan merah. Aku hampir menangis. Aku takut mimpiku menjadi nyata seperti mimpi – mimpiku tentangmu sebelumnya. Aku hanya tahu, aku ingin memelukmu detik itu.

Dalam kebekuan aku berharap mimpi itu lenyap dari ingatanku dan tak pernah menjadi nyata. Aku –sangat-berharap. Tapi… harapanku adalah sebuah harapan. Aku mengalaminya, aku menemukan ponselmu tergeletak saat aku mencari milikku. Dan semua terjadi dengan urutan yang sama persis. Bedanya, kala itu aku tidak bisa memaksa diriku terbangun, karena itu kenyataannya. Aku tidak bisa menemukan kau meringkuk disampingku dengan wajah yang disukai mataku. Hingga kejadian itu menamparku pada sebuah ucapanmu ‘aku tak akan pernah mengatakan sayang, jika aku tak benar – benar sayang’. Baiklah… aku bukan ingin menangis lagi, tapi aku hanya ingin tertawa. Geli. Betapa bodohnya aku, aku mempercayai ucapanmu yang mungkin juga kau ucapkan pada puluhan gadis lainnya diluar sana.

Satu lagi hal sama, aku juga tak mengingat nama penerima pesanmu itu. Malam ini, hal mengerikan selanjutnya adalah.. tidur. Aku takut untuk tidur, aku takut kembali bermimpi tentangmu, aku takut pada terlalu banyak hal yang sebenarnya tak perlu kau mengerti.

Oh, iya… kau ingat. Siang itu… kita melihat – lihat foto di ponselmu. Aku melihat satu persatu, hingga aku berhenti pada sebuah foto dan bertanya padamu, “siapa?” dengan singkat kau menjawab “orang tuaku”. Saat itulah, aku berharap aku lupa. Tapi aku ingat, wanita di foto itu… sama dengan ibu yang memintaku menjaga putranya sambil terisak didalam mimpiku. Kau boleh beritahu ibumu, aku meminta maaf. Aku pagar makan tanaman.


2 komentar:

  1. terkadang kita menuliskan sesuatu yang biasa bagi kita, tapi tanpa disadari menjadi inspirasi bagi orang lain.
    makasih ya, udah menginspirasi. kamu adalah wanita yang tegar yang aku pernah tau. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah mengapresiasi.

      walau pake anonim gini, aku tau lo ini siapa. Gaya bahasanya yang bicara :)

      Hapus

Terimakasih atas kunjungannya :) semoga dengan membaca blog saya, teman teman mendapatkan sesuatu yang baik. Silahkan tinggalkan komentar :)