1464, in England

Didalam sebuah istana megah yang dilingkupi benteng tinggi nan angkuh, hiduplah pemuda gagah berani yang telah diangkat menjadi Raja, namanya Edward.

Malam ini bulan begitu pucat, cahayanya menyapu langit hingga tak satupun bintang menampakan diri mereka. Sang raja melintasi hutan gelap dan memecah keheningan, gemricik air menyita perhatiannya. Ia dikejutkan oleh sesuatu dari dalam air, bayangan yang meliuk liuk layaknya ikan raksasa berwarna perak, tapi bentuknya sangat feminine dan mempesona. Bayangan itu berdiri tegak. Itulah sosoknya, Melusina. Dewi Air yang menguasai semenanjuk es dan bentangan negeri bermusim empat, bahkan muncul di perairan dalam Yunani, negeri Moor dan Utara.

Seorang pria boleh mencintainya jika dia mampu menyimpan rahasia besar sang Dewi, bahwa dia setengah ikan dan setengah manusia, membiarkannya melewati satu malam penuh sendirian dalam satu bulan. Cukup satu malam. Melusina bersumpah mencintainya sampai pria itu melanggar janjinya. Jika prianya ingkar, Melusina akan membisikkan cintanya yang sia sia pada lautan dan dibalasnya dengan menyeret pria itu hingga darahnya berubah menjadi air.

Tragedi Melusina, terlepas diceritakan dalam bahasa apapun dan dalam bentuk apapun. Mengisahkan bahwa seorang pria akan selalu menjanjikan sesuatu yang tidak dapat ia penuhi demi seorang gadis yang tidak ia mengerti.

Itulah pertemuan Edward akan buyut ratunya. Wanita pikat ilmu sihir dengan ambisi fantastis, janda dua putra di keluarga Rivers. Suaminya, kesatria yang gugur dengan gagah dipertempuran, Lord Grey. Namanya Lady Elizabeth Woodville, yang ditemuinya pertama kali dibahah pohon Ek.

Tentang si Ratu yang tiba tiba pindah klan, dari Lancaster ke York. Ada yang bilang ia semata mata memiliki keberuntungan, ada yang cemburu akan kecantikannya yang misterius, ada yang bilang dia licik, ada yang menuduhnya penyihir. Namun, sejarah tetap namanya sebagai seorang Ratu Inggris.