Assalamualaikuum

Welcome! Selamat Datang! Sugeng Rawuh!

disini aku bercerita, bercita dan bercinta bersama kata.

tak ada yang perlu kusembunyikan dan kututupi dari dunia, aku percaya saat aku bercerita hal besar padanya, dunia akan menceritakan hal dahsyat padaku.

cita citaku sepenuhnya ada padanya, kata. aku percaya melebihi apapun, kami akan selalu bersama.

aku tak percaya cinta pada pandangan pertama, tapi aku percaya cinta pada kenyamanan pertama. tak ada yang lebih membuatku nyaman kecuali kata.

Selasa, 25 September 2012

Mr. Judge

Guys, aku sedang duduk manis bermain dengan pikiranku... saat bapak itu ngomongin tentang konsep yang sudah dua kali dibicarakannya. Dia bicara tentang jangan meninggalkan otak kanan dikulkas rumah, eh... padahal bapak itu juga menggunakan otak kirinya. Dengan kebiasaan yang selalu dilakukannya. apa buktinya?
buktinya adalah dia berbicara tentang hal hal yang sama, artinya itu... kebiasaannya! menggunakan otak kirinya saja..."bapak dosen yang terhormat, otak kanan bapak ketinggalan di kulkas ya??"

Senin, 24 September 2012

lima

Dear You!

Kau menyiksaku.
Kau mengacuhkanku dan aku tak mampu begitu.

Sama sekali tak melihatku
Padahal aku dihadapanmu.


Senin, 20 Agustus 2012

empat


Dear You!

Apapun usahamu untuk menghindar, cinta itu akan tetap disana!! 
menunggumu mengakui keberadaannya....

Karena hatimu bukan mata, yang bisa kau tutup untuk sesuatu yang tak kau inginkan.

Bagi kita pagi selalu sempurna,...
bukankah sia sia jika menambahkan instrumen diatas lagu pengantar tidur?

Kau telah lengkap dengan kisahmu, begitupun aku yang genap dengan kasihku 
sungguh tak ada yang perlu kita ubah dengan alasan apapun.  
Tak ada rumpang yang perlu diisi. Rupanya takdir kita terlalu jelas hari ini

Saat kau datang dengan senyuman lalu berkata aku mencintaimu, pagi tak lagi sempurna. 
Mengertikah kau arti dua kata itu? 
Mengertikah kau kita tak mampu  untuk berada dalam satu cerita yang sama?

Kamis, 16 Agustus 2012

ZENIT (Mozaik 3-End)


NEWCASTLE, 12 Februari 2009

“Nesha.. Nesha… Bangun sayang, Nesha” Suara Mom timbul tenggelam, aku menggerakkan jemariku
“Oh, lihatlah, jemari Nesha bergerak!”, Suara Dad serak, sepertinya dia tidak tidur selama beberapa hari.
Aku mencoba membuka mata, tapi berat… pusing, “Vanesha... ayolah nak..!” Suara Mom terdengar putus asa, lalu ia terisak dan sesekali mengucap nama Dad.Setelah mencoba beberapa kali akhirnya aku bisa melihatnya.. aku sudah dikamarku, di Newcastle. Mom tertunduk lunglai dikananku. Dad bersandar dikursi menutup mata, tapi aku yakin dia tidak tidur, “Mom… “ aku mengelus rambutnya.
Mom tengadah, menatapku. Air matanya menetes, “sungguh Stephan… aku tidak bisa menghilangkan bayangan jika Nesha kita sudah sadar!”, lalu Mom tertunduk lagi.
“Tidak Jenice, itu bukan sekedar bayangan!”, Dad menatapku, “Kau sudah lelah tidur nak?”, lalu Dad terkekeh
Aku tersenyum lunglai, “mungkin”
“Oh… Nesha. Anakku, sayangku.. kau sudah sadar nak? Kau pingsan sudah lebihd dari 42 jam, apa yangn terjadi? Setelah menemukanmu terkulai di pantai kami langsung membawamu kembali ke Newcastle. Ceritakan.... aku janji tak akan memarahimu Nesh!” Mom mengangkat kedua jarinya.
“Apa itu Zenit Mom?”, dengan susah payah aku bicara, lambungku serasa terkoyak. Dad melarangku tapi aku terus bicara, “Apa Mom? Apa artinya?”
“Apa?  Zenit?”, Mom mengerjap – ngerjap lucu.
“Jawab Mom!”
“Titik puncak imajinasi dilangit, diatas bumi tegak lurus terhadap cakrawala!”, jawab Mom persis anak SD menjawab pertnyaan dari guru, runtut, takut meninggalkan satu kata saja.
Aku melirik tangan kiriku, aku sedikit kaget, kotak kecil hijau itu masih kugenggam. Dad memintanya dariku, lalu membukanya. Didalamnya adalah sapu tangan transparan dengan sulaman warna emas, Dad membaca sulaman itu ‘AZREL SAYANG KALIAN’
Mom dan Dad menatapku, “Azrel?”
“Mom, entah hukum apa yang menjadikan imajinasi itu nyata, dia menemuiku lalu membawaku ke Zenitmu yang sesunguhnya!”
“Oh Nesh, maafkan Mom!!” Mom beringsut kelenganku, membenamkan wajahnya kedekat wajahku.
Dad memeluk kami, “Mom dan Dad menyayangi kalian!”
“Kami juga sayang Mom dan Dad!” Kali ini Suara Azrel yang menjawab, menyamai suaraku.
Ngawi, 24 Mei 2009




Minggu, 12 Agustus 2012

NostalGila!!


Dan ini benar benar gila karena aku berani buat bener bener posted tulisan gila ini.
Sebelumnya. Perhatikan ini

:: Kalau orang bilang kisah cinta yang paling berkesan itu CINTA PERTAMA, CINTA PADA PANDANGAN PERTAMA, atau CINTA SEJATI, hal itu tidak berlaku bagiku KARENA SEMUA KISAH CINTA MEMILIKI BAGIANNYA DIHATI KITA::

Tampang boleh imut dan sering dianggap masih SMP *jangan berekspresi tak percaya, karena dulu saat aku SMA pernah dikira kelas 3 SD =,=*, tapi sebenarnya track record-ku dalam urusan love story tuh sadis abis :D. Aku masih nyimpen semua kenangan itu di freezer otakku biar beku dan awet. So, saat aku kangen, bisa aku masukin kenangan itu ke microwafe biar anget dan aku bisa ngakak guling kalau nostalgila dengan itu.

Menurut catatan sejarah *what?* Aku termasuk cewek yang amat sangat susah buat terkesan, susah buat kangen, nge-fans orang pun angel,  nah bisa kebayang kan gimana susahnya aku buat jatuh cinta. It seems like nungguin kaktus berdaun, yang artinya bisa tapi susah dan buth waktu lama. Meski begitu, entah mengapa predikat heartbreaker melekat kuat padaku sejak dulu kala. do you know why? Lets cekidoot..

Jumat, 10 Agustus 2012

Happy Anniversary

HAPPY 26th ANNIVERSARY 
Ayah & Bunda tercinta :*



tetaplah selalu harmonis, romantis dan berbahagia :)

kedua putrimu bukan apa apa tanpa semuanya, terimakasih :) 

mbak Ony & Dek Nika

ZENIT (Mozaik 2)


CORPUS CRISTI, 9 Februari 2009

Mom dan Dan melarangku kepantai, ‘tunggu lukamu kering Nesh!’ kata mereka selalu saja seperti itu. Anehnya luka cakaran ini tak juga kering, padahal sudah tiga hari sejak kejadian aneh itu.
Sore telah datang, langit senja yang merah mulai mengintip malu – malu, dahan terlihat hitam dari kejauhan. Pantai merayuku untuk mendekat, pantainya cantik sekali, aku tak pernah merasakan keinginan yang lebih dari ini, aku melangkah keluar pintu, mumpung Mom dan Dad juga tidak ada dirumah.
Lagi – lagi tatapanku tersita pada pemandangan luar, sungguh menakjubkan, aku memutuskan untuk berjalan kepantai. Lautnya sangat tenang, tak ada ombak, tak ada buih, lautnya seperti mati, tapi ini menenangkan, langit dengan cepat berubah menjadi ungu tak lagi sunset. Hawa dingin makin merasuk sampai tulang, aku merasakan perutku perih seperti ada logam yang menggerus lambungku, aku baru sadar sejak tadi pagi tak ada makanan yang masuk keperutku. Pasti gastritisku kambuh lagi.