Assalamualaikuum

Welcome! Selamat Datang! Sugeng Rawuh!

disini aku bercerita, bercita dan bercinta bersama kata.

tak ada yang perlu kusembunyikan dan kututupi dari dunia, aku percaya saat aku bercerita hal besar padanya, dunia akan menceritakan hal dahsyat padaku.

cita citaku sepenuhnya ada padanya, kata. aku percaya melebihi apapun, kami akan selalu bersama.

aku tak percaya cinta pada pandangan pertama, tapi aku percaya cinta pada kenyamanan pertama. tak ada yang lebih membuatku nyaman kecuali kata.

Selasa, 02 Juli 2013

Beli Novel

Yang ketiga! 
Aku selalu memilih buku dengan posisi ketiga di tumpukannya, entah demi alasan apa. 
Hari ini aku memutari 2 toko buku dan tak menemukan satupun buku yang ku incar sejak beberapa hari lalu, hingga kakiku melangkah menuju rak lain.

Judulnya sangat sederhana, tidak rumit dan tidak susah.. namun berbahasa Inggris.

Mataku melihatnya, dan akhirnya aku memilihnya, lagi - lagi yang ketiga.
Disampulnya tertera : ada bonus kartu cinta. Tentunya.. untuk diberikan kepada yang tercinta.


Setelah membayar dan sampai rumah, aku membuka segelnya. 
Aku hanya bisa terdiam ketika ada dua kartu didalam novelku, ya... ada, dua. entahlah… aku tak tahu apa artinya. 

MITOS

Dirumah kami, ada sebuah mitos.

Sebelum ada telepon atau HP, keluarga kami ‘menelfon’ lewat sebuah gentong. Caranya sederhana saja, cukup buka penutup gentong lalu bisikkan nama orang yang kita tuju 3 kali, dan masih menurut kepercayaan keluarga kami, si empunya nama akan langsung merasakan ‘getaran’ dari si pemanggil.

Well, itu masalah kepercayaan.

Dan, walau pernah mencoba sekali  atau dua kali saat masih kecil, jujur saja I don’t believe that. Terlalu tidak logis untuk dipercayai manusia abad 21 seperti aku.

Jumat, 12 April 2013

Paragraf


Kau dan aku dalam paragraf

Jadi, siapakah kau dan aku??

Kita adalah huruf yang disusun menjadi kata, disisipi dengan tanda baca dan menjadi berarti dengan spasi. Lalu paragraf itu menjadi karya kita yang dibaca ratusan pasang mata. Kau dan aku yang memilih sendiri komposisi hurufnya, entah untuk membentuk formasi cerita bertajuk bahagia atau sengsara.

Rabu, 27 Maret 2013

12.15 PM


Kamu dan aku hidup di sebuah dunia nyata yang sama, tidak imajiner!!
Kita menghirup udara yang sama, dinaungi langit yang sama, berpijak di tanah yang sama. Sama tapi…. Ada yang tak lagi sama, kita!
Kita tanpa aku. Bagaimana rasanya?
Aku penasaran ingin tahu, karena itulah mari kita coba….
Kau memandang dirimu sebagai seorang yang tulus, lalu kau menempatkanku pada level orang yang gemar menyakitimu. Itu hal yang kubaca kemarin siang, dengan jelas, dengan jelas, dengan jelas, sejelas – jelasnya.
Tolong tanyai dirimu. Siapa yang meminta untuk tetap ada kita??
Lalu tanyai lagi dirimu. Siapa yang memaksaku kembali saat aku telah merasa waktunya pergi??
Sekarang saat aku kau genggam lagi, kau bilang aku hanya mampu menyakiti??
Kalau kau merasa selalu kusakiti, sudah kubilang untuk beberapa kali, sekarang kuulangi lagi. Sudahi! Pergi!!


Minggu, 10 Februari 2013

I'm Okay


Seakan hanya aku yang menggagalkan impian untuk mengakhiri cerita manis ini dengan bahagia, seakan hanya aku yang memiliki kuasa untuk melukai semua kenangan kita, seakan hanya aku yang yang tak mampu memahami keadaannya, seakan hanya aku yang berdiri menghunus belati kesetianp senti dirimu, seakan hanya aku yang merobek kisah itu. Seakan hanya aku, yang bersalah… dimatamu.

Jumat, 08 Februari 2013

kau mau tahu kenapa?


Malam ini, aku berusaha menghabiskan nasi gorengku dalam waktu secepatnya. Tapi, dalam hampir waktu satu jam, aku masih gagal menandaskannya. Kau hadir ditengah makan malamku. Kau hadir dalam bentuk lain, serupa penyakit yang menjangkiti otakku. Aku berfikir berkali kali, mampukah aku?

Semoga pesanku tersampaikan, dalam spercakapan kita siang tadi “aku ambil semua milikku dari tempatmu, kalau ada yang tertinggal buang saja”. Kau hanya terdiam sejenak sambil bertanya kenapa. Kurasa… itu bukan pertanyaan bagus untuk kujawab.

Dongeng Malam Ini


Aku punya sebuah dongeng panjang untukmu. Bersabarlah untuk membacanya, karena ini hanya untukmu J

Pagi itu aku terbangun dari sebuah tidur malam yang tak nyenyek, tergopoh ke kamar mandi dan membasuh wajah sambil bertanya ‘mimpi apakah itu’. Aku hanya mengingat seorang ibu menangis tersedu, punggungnya bergetar hebat, dan dengan suara terganggu isakan dia memintaku menjaga putranya. Aku sangat ketakutan karena aku tak tahu apa – apa, bahkan aku merasa tak mengenal ibu itu. Aku hanya ingat wajahnya, dia perempuan hangat yang terlihat lebih tua beberapa tahun dari ibuku, namun wajahnya letih.

Sabtu, 02 Februari 2013

Yang Kau Panggil Namanya sambil Berlari

1
selintas kau mengintip etalase toko roti itu, toko yang lebih dewasa dari senja yang nila di persimpangan braga. langkahmu selalu terburu buru membawa pulang jam kerja yang tak perna me-merah-kan sabtu dan minggu untuk kepalamu agar tak sempat berhenti meski kau telah berusaha menjelaskan pada waktu berulangkali; sebentar saja. izinkan aku mencatat tanggal kadaluarsanya. kau tahu tiap hari aku makin pelupa, tak mampu lagi mengingat bagaimana cara mengucap selamat hari libur bagi kesedihan.